Saturday, April 30, 2022
Kehidupan Perawan Vestal Romawi Kuno, Jika Lakukan Salah Dihukum Mati
Friday, April 29, 2022
Bagaimana Cara Ikan Berkomunikasi? Ilmuwan Menemukan Jawabannya
Thursday, April 28, 2022
Rahasia Baru Pengawetan Mumi Mesir Kuno Dalam Papirus Louvre Carlsberg
Wednesday, April 27, 2022
Predator Laut Mirip Kalajengking Ini Hidup 508 Juta Tahun yang Lalu
Monday, April 25, 2022
Inilah Penguin Terbesar Kedua di Dunia dalam Sejarah
Sunday, April 24, 2022
DNA yang Diduga Berasal Dari Yeti, Ternyata Milik Hewan Ini
Thursday, April 21, 2022
Astronom Temukan Planet Hitam Legam Pelahap Cahaya
Wednesday, April 20, 2022
Pintarnya Ikan Sumpit Menembakkan Air, dari mana Asal Kemampuannya?
Tuesday, April 19, 2022
Berkat Fosil Baru, Wajah Nenek Moyang Manusia dan Kera Terungkap
Monday, April 18, 2022
Calcio Storico, Olahraga “Berdarah” Pelopor Sepak Bola
Calcio storico mungkin terdengar asing di telinga. Namun, sebenarnya calcio storico adalah jenis olahraga yang pasti pernah Anda mainkan. Olahraga ini berasal dari Italia dan diciptakan pada masa Renaisans Italia.
Calcio storico dimainkan oleh dua tim yang bertarung di lapangan untuk memperjuangkan tim masing-masing dan menyerang gawang lawan. Sepak bola biasa, hoki, lacrosse, rugby, dan sepak bola Amerika dipelopori oleh olahraga tersebut.
Dalam permainannya, calcio storico memiliki keunikan sendiri: keras, nyata, dan sengit. “Itulah mengapa banyak orang yang datang untuk menyaksikan,” ujar Carla Vanucci, fotografer Italia yang menonton pertandingan dan pernah memotret pertandingan tiga tahun silam.
Aturan mainnya, dua tim dari 27 pemain masing-masing memulai pertandingan di sisi lapangan yang berbeda. Bola diletakkan di tengah. Selama 50 menit, para lelaki berotot saling berusaha menggiring bola ke gawang lawan.
Dulunya, hanya penduduk asli Florence yang diperbolehkan mengikuti pertandingan ini. Namun kini, pemerintah mengizinkan dua orang nonlokal untuk bergabung di setiap tim. Ketika pertandingan berlangsung, seluruh penonton memusatkan perhatiannya pada “pertarungan tangan” para pemain.
Pada salah satu pertandingan di Juni lalu, sebuah tim merekrut seorang atlet bela diri campuran yang profesional dari Inggris. Pria tersebut berjuang hingga berlumuran darah dan nyaris pingsan. Namun, ia tetap bangkit dan melanjutkan kembali “pertempuran”nya.
Banyak “korban” yang ditimbulkan dari olahraga ini. Pemain seringkali meninggalkan lapangan dengan wajah berdarah, tungkai patah, bahkan tulang menyembul dari kulit mereka.
Dengan pengorbanan seperti itu, mereka tidak menginginkan hadiah yang dapat dihitung kuantitasnya. Seperti olahraga lainnya, harga yang paling sepadan adalah kemenangan.
Para suporter mengisi tribun sebelum final 2015. (Clara Vanucci, Institute)
Apakah calcio storico mempengaruhi perkembangan olahraga modern, atau justru menghapusnya? Jawabannya: mungkin keduanya. Namun, pertanyaan yang lebih baik mungkin adalah mengapa orang Italia menyukai olahraga berdarah seperti itu dimainkan di tempat terbuka, seperti Piazza Santa Croce di Florence.
Ternyata, ada kebanggaan budaya yang sangat besar dalam sejarah permainan. Vanucci berkata,”Ini adalah cara untuk membebaskan sisi “binatang” publik dan para pemain”.
Pertarungan dengan menggunakan kekerasan biasanya dianggap sebagai kejahatan. Namun, sepertinya pemerintah lebih tahu apa yang diinginkan publik.
Sunday, April 17, 2022
Menjelajahi Perut Bumi
Thursday, April 14, 2022
Manusia Neanderthal Ternyata Gunakan Obat Anti Nyeri dan Antibiotik Alami
Wednesday, April 13, 2022
Setelah 64 Tahun, Boa Paling Langka di Bumi Kembali Ditemukan
Sunday, April 10, 2022
Spesies Baru Katak Beracun Ditemukan di Hutan Amazon
Friday, April 8, 2022
Temuan Kerangka Anak 'Vampir' dengan Sumpalan Batu di Mulutnya
Wednesday, April 6, 2022
Yarchagumba, Jamur Ulat yang Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim
Sejarah Onrust, Pulau yang Tak Pernah Beristirahat di Zaman VOC