Monday, July 4, 2022

Legenda Hercules Menangkap Babi Erymanthian yang Meyusahkan Warga


Babi Erymanthian merupakan hewan menakutkan dalam mitologi Yunani. Menangkapnya hidup-hidup adalah salah satu tugas yang diminta Raja Eurystheus untuk diselesaikan oleh seorang pahlawan setengah dewa bernama Hercules.

Babi hutan raksasa itu hidup di Gunung Erymanthos, wilayah suci dewi pemburu bernama Artemis. Ketika babi itu mencapai lahan pertanian ia akan menghancurkan segala sesuatu. Menaklukan babi itu bukanlah hal yang mudah dan itulah alasan Raja Eurystheus memilih Hercules. Kejadian ini dikenal sebagai fourth labour of Heracles. 

Pada perjalananya memburu babi hutan di laman perpustakaan digital Perseus, Hercules berhenti untuk mengunjungi temannya bernama Pholus, centaur yang tinggal di sebuah gua dekat Gunung Erymanthus. Kedua sahabat itu meminum anggur hingga mabuk. Bau anggur pun menarik semua centaur yang ada di gunung. 

Menurut sebuah cerita di Greekmythology, para centaur itu marah karena ada seseorang yang meminum semua anggur mereka. Para centaur menyerang ke gua Pholus. Hercules pun menembakkan panah beracun ke arah para centaur dan lari mengejari mereka sejauh dua puluh mil. 

Saat Hercules pergi, Pholus menarik anak panah dari salah satu centaur yang mati. Ia bertanya-tanya, bagaimana panah kecil itu membunuh mahluk besar seperti centaur. Tiba-tiba anak panah itu terlepas dari tanganya dan menghujam kakinya. Membuat Pholus mati di tempat.

Pada peperangan kecil itu Chiron, seorang centaur, juga menerima luka dari anak panah beracun dari darah Hydra (naga dengan banyak kepala). Walaupun ia mahluk abadi, Chiron dapat merasakan sakitnya. Chiron kemudian memberi beberapa nasihat bagaimana cara menangkap babi hutan. Chiron berkata bahwa ia harus memancingnya ke salju tebal. Sehingga menyulitkan hewan itu untuk bergerak.
 

Bagi Hercules tidak sulit untuk menemukan babi hutan itu. Dia bisa mendengar binatang itu mendengus dan menghentak saat dia mencari sesuatu untuk dimakan. Hercules mengejar babi hutan itu berkeliling gunung, berteriak sekeras yang dia bisa.

Babi hutan itu ketakutan dan kehabisan napas, ia bersembunyi di semak-semak. Hercules mengejarnya selama hampir satu minggu sebelum menancapkan tombaknya ke semak-semak dan mendorong hewan yang kelelahan itu ke hamparan salju yang dalam. 

Kemudian dia menjebak babi hutan itu ke dalam jaring dan membawanya pulang. Hecules menipang babi itu di pundaknya. Pada saat tiba di kastil, babi hutan itu sudah mulai pulih. Hercules menjatuhkannya ke kaki Eurysheus. Babi hutan itu mengangkat kepalanya dan mendengus dengan marah. 

Raja Eurysheus kagum oleh kekuatan Hecules sekaligus ketakutan melihat babi itu. Ia berteriak dan lari dan tidak ada yang melihat raja dalam beberapa hari. Menurut suatu cerita, saking takutnya ia bersembunyi pada sebuah toples.

Babi, menurut laman Universitas Waterloo, pada era Yunani kuno, sering dikaitkan dengan dewa tertentu atau dikirim oleh mereka untuk menghukum manusia. Artemis, dewi perburuan, gunung, dan hutan adalah yang paling dekat hubunganya dengan babi hutan. 

Sebagai hewan buas dan galak, babi hutan dianggap sebagai simbol dari satu sifat Artemis, yang mampu melepaskan kerusakan secara tiba-tiba dan kejam pada manusia dan harta benda mereka.

Salah satu ceritanya adalah Baby Kalydonian yang dikirim oleh Artemis kepada Raja Oeneus karena dia gagal mempersembahkan buah pertama dari panennya.