Monday, December 13, 2021

Ilmuwan Temukan Spesies Manusia Baru Yang Misterius di Goa Siberia

 Para ilmuwan di Rusia mengatakan telah menemukan spesies manusia baru yang misterius yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Makhluk ini hidup bersama nenek moyang manusia modern 30 ribu tahun lalu. Bagaimana kehidupan mereka?

Manusia gua yang dikenal dengan nama Denisovans (Denisova hominin) atau Homo sp. Altai atau Homo sapiens ssp. Denisova, berhasil diidentifikasi dari DNA yang diambil dari gigi dan tulang jari yang ditemukan di gua Siberia.

Tourists in front of the Denisova Cave, where X-woman was found

Goa Denisova (Denisova Cave) di Russia, tempat ditemukannya “X-Woman”

Manusia kuno tersebut hidup di bumi pada Zaman Es terakhir, saat manusia modern mulai mengembangkan alat batu, perhiasaan dan hasil kesenian.

Penemuan tersebut menegaskan soal tiga anggota dari pohon keluarga manusia yaitu manusia modern, Denisovans dan Neanderthals.

Tulang Denisovans itu milik seorang gadis muda yang dijuluki X-Woman. Penemuan ini mengikuti penemuan kontroversial lain dari spesies baru bertubuh mungil yaitu Hobbit di Indonesia pada 2004.

Denisovans secara fisik berbeda dari Neanderthals yang bertubuh lebih kekar ataupun manusia modern. Namun, mereka juga berjalan tegak dengan dua kaki.

Denisovans hidup pada saat nenek moyang manusia modern dan Neanderthals mulai memancing dan berburu, mengenakan perhiasan, membuat lukisan di gua dan membuat ukiran yang berasal dari hewan.

Denisovans atau Denisova hominin (ilustrasi)

Meskipun begitu, spesies baru tersebut bersaudara lebih dekat dengan Neanderthals berdasarkan penemuan gambar yang rumit dari evolusi manusia dan migrasi ke luar Afrika, tempat yang diperkirakan asal keberadaan manusia.

“Kami tidak tahu alasan dengan pasti, namun penemuan DNA yang terawat baik ini merupakan sebuah keajaiban,” ujar Dr Richard Green dari University of California, Santa Cruz.

Berdasarkan permbandingan DNA dengan populasi manusia modern, ilmuwan menemukan bukti bahwa Denisovans berasal dari sekitar 30 ribu tahun lalu dan menyebar di Asia.

Makhluk ini kawin dengan manusia kuno yang tinggal di Melanesia, kepulauan di timur laut Australia. Ini dibuktikan dengan temuan bahwa orang-orang Melanesia memiliki 4-6% DNA Denisovans.

David Reich dari fakultas kedokteran Harvard, yang juga melakukan kajian bersama Paabo mengatakan fakwa bahwa gen Denisova juga ditemukan di kawasan Melanesia. Ini menunjukkan bahwa penyebaran mereka sangat luas, mencakup seluruh Eurasia. “Populasi mereka menyebar puluhan ribu kilometer,” kata Reich.

Spread_and_evolution_of_Denisovans - The Evolution and geographic spread of Denisovans as compared with other groups.jpg

Penyebaran dan evolusi dari Denisovans – Evolusi dan penyebaran geografi Denisovans dibandingkan dengan grup lainnya.

DNA Denisovan Ditemukan di Era Modern Melanesia

Warga di sekitar Melanesia berbagi kode genetik dengan dua spesies awal manusia, yakni Denisovan, yang jasadnya ditemukan di Siberia, dan Neanderthal, pertama kali ditemukan di Eropa.

Di masa lalu, nenek moyang dari banyak populasi manusia modern ternyata pernah kawin dengan spesies hominin lain yang telah punah, seperti Neanderthal dan Denisovan. Pemetaan aliran genetik dari spesies ini, serta spesies lain dari hominin, membantu menjelaskan bagaimana perkawinan masa lalu telah mempengaruhi evolusi manusia.

denisova-01Sementara penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan aliran gen Neanderthal pada manusia modern, hanya sedikit yang diketahui tentang karakteristik DNA hominin Denisovan yang bertahan pada manusia saat ini.

Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan, penulis studi, Benjamin Vernot dari University of Washington, Seattle, dan rekan-rekannya dari Papua New Guinea, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat, menganalisis genom dari 1.523 individu dari seluruh dunia, termasuk 35 orang dari 11 lokasi di Kepulauan Bismarck Utara, Pulau Melanesia.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa sementara semua populasi non-Afrika yang disurvei mewarisi sekitar 1,5-4% genom mereka dari Neanderthal, Melanesia adalah satu-satunya penduduk yang juga memiliki keturunan genetik hominin Denisova signifikan, mewakili antara 1,9% dan 3,4% dari genom mereka.

“Saya berpikir bahwa Neanderthal dan Denisovan suka mengembara. Studi seperti ini dapat membantu kita melacak ke mana mereka berpindah, “kata Vernot.

human_family_tree 304

Silsilah keluarga manusia.

“Denisovan adalah satu-satunya spesies manusia purba yang jarang diketahui, hanya diketahui melalui bukti fosil dan gen mereka muncul pada manusia modern,” tambah studi penulis senior, Dr Joshua Akey.

Tim peneliti juga memetakan aliran genetik urutan homonin Neanderthal dan Denisovan. Mereka menemukan bahwa Neanderthal campuran, atau aliran gen, terjadi setidaknya tiga kali berbeda dalam sejarah manusia modern. Sebaliknya, hominin Denisovan campuran kemungkinan hanya terjadi sekali..

“Jenis penelitian memberikan perspektif tentang ekspansi manusia di seluruh Eurasia, dan mungkin seperti apa kondisi yang dihadapi dalam perjalanan mereka,” kata Vernot. Penelitian ini menunjukkan bagaimana kita bisa belajar tentang sejarah manusia, dan kerabat purba kita, dengan mempelajari DNA kuno dan modern.

Neanderthal dan Denisovan Tak Kenal Autisme, Mengapa Bisa Begitu?

Liran Carmel dan tim peneliti dari Hebrew University of Jerusalem, Israel, berhasil membuat peta aktivitas gen pada Neanderthal dan Denisovan, yang secara genetik sangat mirip dengan kita. Mereka lalu membandingkannya dengan manusia modern.

Ternyata, peta ekspresi gen pada dua saudara tua kita itu menunjukkan perbedaan penting antara aktivitas gen mereka dan gen kita. Hasil ini mengindikasikan pula bahwa kelainan otak, seperti schizophrenia dan autisme tampaknya hanya terjadi pada manusia masa kini.

Peneliti sudah mengetahui bahwa aktivitas gen umumnya menurun jika ia terkena senyawa kimia yang mengandung methyl, sebuah proses yang dikenal dengan methylation.

Dari studi di atas, terungkap bahwa methylation pada manusia modern kemungkinan mempengaruhi gen yang berkaitan dengan kelainan syaraf. Berbeda dengan kondisi yang terjadi pada Neanderthal dan Denisovan.

Neanderthal (ilustrasi)

Menurut Bernard Crespi, peneliti dari Simon Fraser University, Burnaby, Kanada yan mempelajari evolusi perkembangan syaraf manusia, para peneliti berpendapat bahwa kelainan di atas memang merupakan kelainan unik milik manusia.

“Autisme dan schizophrenia umum dilihat sebagai kelainan yang melibatkan perilaku spesifik manusia, seperti bahasa dan kognisi sosial yang kompleks,” kata Crespi.

“Dengan demikian, kelainan ini diperkirakan memang hanya milik manusia, atau setidaknya kemungkinan besar hanya dialami manusia,” ucapnya.

Temuan terbaru ini, sebut Chris Stringer, peneliti dari Natural History Museum, London, merupakan pencapaian luar biasa. “Ini menjanjikan terobosan lebih lanjut terkait pemahaman biologi manusia pra-modern,” ucapnya.

(sm/ar/inl/tbn/K.N Rosandrani / Sci-News/ NatGeo Indonesia / icc.wp.com)

denisova-02 denisova-03 denisova-04