Agen bola Piala Dunia

Silakan Hubungi Cs kami untuk informasi lebih lanjut.

SELAMAT DATANG DI BLOG PREDIKSI CERIA4D

Blog Prediksi Resmi dari BO CERIA4D

Lomba Tebak 3D -2Line Bersama CERIA4D

bagi yang ingin mengikuti Silakan bergabung di Group Facebook kami "DONATAN4D Agent Togel Terpercaya"

Link WAP Donatan4D

Kini Hadir Versi Handphone Untuk memudahkan Para Member melakukan Betting dimana saja dan kapan saja.

Donatan4D bandar Togel Online Terpercaya

Silakan Hubungi Kami melalui Kontak di Atas

Monday, March 28, 2022

Kerangka Hasil Ritual Pengorbanan Manusia Ditemukan di Pemakaman Berusia 3.000 Tahun


Puluhan kerangka manusia ditemukan di situs pemakaman kuno di Oxfordshire, Inggris. Mereka diyakini sebagai korban ritual dari 3.000 tahun lalu.

Permukiman dari Zaman Besi ini ditemukan oleh perusahaan Thames Water saat mereka bersiap memasang pipa air baru berukuran enam kilometer.

Selama proses penggalian, petugas menemukan 26 kerangka, bukti tempat tinggal, bangkai hewan, barang-barang rumah tangga seperti tembikar dan alat potong.

Cotswold Archaeology yang memimpin penggalian kemudian memindahkan penemuan untuk pemeriksaan forensik.

“Situs Zaman Besi ini sangat menakjubkan karena memberikan pandangan sekilas mengenai kepercayaan dan takhayul orang-orang yang tinggal di Oxfordshire sebelum penaklukkan Romawi. Bukti di tempat lain juga menunjukkan penguburan berkaitan dengan ritual pengorbanan manusia,” papar Neil Holbrook, Chief Excecutive Cotswold Archaeology.

“Penemuan ini menantang persepsi kami mengenai masa lalu. Juga mengajak untuk memahami keyakinan orang-orang yang hidup dan mati lebih dari 2.000 tahun lalu,” tambahnya.
Meski tampak mengejutkan, tapi para arkeolog mengatakan, penguburan di dalam lubang merupakan hal biasa pada Zaman Besi. Dalam gaya pemakaman seperti ini, manusia biasanya ditemukan berjongkok menyamping dengan posisi berbeda.

Menurut para ahli, salah satu jasad wanita ditempatkan di lubang tersebut dengan “lengan terbungkus di atas kepala, kedua tangan saling menyatu, dan kedua kaki ditekuk dengan lutut terbuka lebar”.


“Zaman Besi memang dikenal dengan praktik pemakamannya yang tidak biasa dan beragam,” kata Cotswold Archaeology dalam laman Facebooknya.

Zaman Besi di Inggris dimulai dari 800 SM hingga 43 M dan berakhir ketika Romawi menyerbu Kepulauan Inggris. Zaman ini ditandai dengan munculnya teknologi baru, termasuk kemampuan membuat besi, tembikar, dan teknik pertanian yang membantu populasi tumbuh secara substansial.

Praktik penguburan pada masa tersebut sangat bervariasi, mulai dari dikubur dalam lubang hingga benteng di perbukitan. Meski begitu, yang paling terkenal adalah pemakaman di badan rawa.

“Penemuan ini membuka wawasan unik mengenai kehidupan dan kematian masyarakat yang selama ini hanya bisa kita kenal melalui bangunan monumen,” kata Paolo Guarino, Project Officer Cotswold Archaeology.

“Hasil dari analisis artefak, tulang binatang, kerangka manusia, dan sampel tanah akan membantu kita menambahkan beberapa informasi penting tentang sejarah masyarakat yang menduduki wilayah tersebut bertahun-tahun lalu,” pungkasnya.



 

NASA Bersiap Hadapi ‘God of Chaos’, Asteroid Besar yang Akan Menghampiri Bumi

NASA tengah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan asteroid yang diambil dari nama ‘God of Chaos’ dalam 10 tahun mendatang.

Pada 13 April 2029, orang-orang yang menatap langit mungkin akan melihat setitik cahaya melintas di atasnya. Cahaya tersebut sangat terang seperti bintang dan bergerak dengan cepat. Saking cepatnya, ia dapat melintasi Bulan dalam satu menit.

Para ilmuwan memberi nama asteroid tersebut Apophis–diambil dari nama dewa kekacauan (God of Chaos) di Mesir.

Memiliki ukuran yang besar, dengan lebar sekitar 340 meter, NASA berencana untuk menyaksikannya saat ia terbang melewati Bumi. Agensi luar angkasa ini mengatakan, asteroid akan terbang sekitar 19 ribu mil dari Bumi sehingga tidak berbahaya.
Meski begitu, jarak ini juga dianggap cukup dekat sehingga ilmuwan bisa melihat Apophis dengan mudah. Mereka bisa mendapatkan gambar dengan detail yang tajam serta kesempatan untuk mengamatinya dengan cara baru.

“Sangat jarang asteroid dengan ukuran ini melewati Bumi dengan jarak yang begitu dekat. Para ilmuwan telah melihat asteroid yang lebih kecil pada jarak yang lebih dekat, tetapi sesuatu dengan ukuran kolosal jauh lebih sedikit jumlahnya,” papar NASA.

Menurut Marina Brozović, ilmuwan radar di NASA’s Jet Propulsion Laboratory, Apophis yang mendekati Bumi pada 2029 akan menjadi fenomena menakjubkan bagi dunia sains.

“Kami akan mengamati asteroid dengan teleskop optik maupun radar. Dengan observasi radar, kita mungkin dapat melihat permukaannya dengan detail,” ungkap Marina.

Asteroid Apophis pertama-tama bisa dilihat dengan mata telanjang saat tiba di langit malam Belahan Bumi Selatan–melintasi pantai timur hingga barat Australia. Selanjutnya, dia juga akan melanjutkan perjalanannya ke seluruh dunia, melintasi Samudra Hindia hingga Amerika Serikat.

Jarak terdekatnya adalah ketika Apophis berada di atas Samudra Atlantik. Dengan kecepatannya, ia mampu melintasi samudra dalam waktu satu jam sebelum kembali terbang ke luar angkasa.

Apophis sendiri pertama kali terlihat astronom pada Juni 2004 di Kitt Peak National Observatory. Sayangnya, penelitian setelahnya terhambat oleh masalah teknis dan cuaca.

Namun, ketika nanti ia kembali menghampiri Bumi pada 2029, para ilmuwan mengatakan, observasi akan dilanjutkan. Mereka berharap dapat mempelajari lebih banyak tentang ukuran, bentuk, komposisi, dan mungkin interior asteroid.
Para peneliti juga berharap penelitian mereka terhadap Apophis dapat melindungi kita jika asteroid lain datang ke Bumi.

“Apophis merupakan perwakilan dari sekitar 2.000 Potentially Hazardous Asteroid (PHA) yang tercatat saat ini,” kata Paul Chodas, direktur JPL’s Center for Near Earth Objects Studies (CNEOS).

"Dengan mengamati Apophis selama perjalanannya pada tahun 2029, kita akan memperoleh pengetahuan ilmiah penting yang suatu hari nanti dapat digunakan untuk pertahanan Bumi,” pungkasnya.

Sunday, March 27, 2022

Kenaikan Air Laut, Arkeolog Berlomba-lomba Ungkap Misteri Benteng Kuno Sebelum Tenggelam


Sebuah benteng yang sudah berdiri lebih dari 2.000 tahun sedang menghadapi tantangan besar. Kemungkinan mereka akan kalah dengan 'invasi' kenaikan air laut.

Hal ini lah yang akhirnya mendorong para arkeolog untuk berlomba dengan waktu dan segera mengungkap misterinya sebelum itu tenggelam.

Wilayah Dinas Dinlle, yang berada di dekat Caernarfon di Wales Utara, diyakini sudah ada sejak Zaman Besi, tapi kemudian dihuni oleh bangsa Romawi. Daratan di sekitar situs tersebut mulai terkikis dan kemungkinan akan hilang dimakan lautan.

Menurut keterangan para arkeolog dari Royal Commision on the Ancient and Historical Monuments of Wales, yang memimpin penelitian ini, bagian benteng sebenarnya tertutup sepenuhnya, tapi sebagian besar 'sisi pembatas'-nya di sebelah barat sudah hilang ke laut.

Menggunakan pemetaan Ordnance Survey, tim menghitung ada sekitar 20-40 meter bagian yang hilang sejak 1900. 
Namun, baru-baru ini, erosi besar juga terlihat di bagian selatan benteng. Efek yang cukup besar terlihat pada Februari 2019. 

"Dinas Dinlle menjelaskan kondisi garis pantai kita akibat perubahan iklim," ujar Andy Godber, manajer operasional National Trust.

Studi yang dilakukan saat ini bertujuan untuk melihat dampak perubahan iklim pada struktur bangunan kuno. Naiknya permukaan laut, mengeringnya tanah, serta banjir dan badai memberikan "tantangan signifikan". Mempercepat erosi bangunan tersebut. 
Situs Dinas Dinlle telah dipindai laser dan disurvei oleh drone untuk memantau tingkat erosinya. Ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada "anomali lain dalam interior benteng".

Penggalian sebelumnya di situs tersebut berhasil menemukan koin-koin Romawi, intaglio (batu permata berukir yang berada di atas cincin), serta pecahan-pecahan tembikar yang menunjukkan kependudukan Romawi di Inggris. 






 

Saturday, March 26, 2022

Istana Peninggalan Suku Maya Ditemukan di Tengah Hutan Meksiko

Menurut Mexican National Institute of Anthropology and History (INAH), para arkeolog telah menemukan istana batu peninggalan suku Maya berusia sekitar 1.000 tahun. 

Menurut keterangan mereka, tampaknya orang-orang Maya sangat menyukai bangunan yang kokoh. Para ilmuwan sendiri telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menggali dan memulihkan struktur Maya yang mengelilingi istana yang terletak di situs arkeologi Kuluba, 160 kilometer dari Cancun, Meksiko tersebut. 

Namun, baru akhir-akhir ini para ilmuwan memiliki waktu untuk mempelajari istana yang penuh teka-teki. Mereka menyimpulkan bahwa itu mungkin menjadi bangunan bagi orang-orang yang memiliki jabatan tinggi di masyarakat. 
istana itu memiliki enam ruangan dan berukuran 55x15x6 meter. Ia mungkin lebih mewah di masa lampau. Arkeolog Alfredo Barrera Rubio, yang menjadi pemimpin penelitian ini, mengatakan bahwa istana merupakan bagian dari kompleks besar yang meliputi altar, perapian dan ruang hunian. 

Sebuah analisis tentang istana batu tersebut mengindikasikan bahwa orang-orang hidup di sana dalam dua massa yang berbeda: periode Klasik Akhir (600-900 A.D) dan Klasik Terminal (850-1050 A.D).


"Kami hanya tahu sedikit tentang karakteristik arkeologi di wilayah ini. Jadi, objektif utama kami adalah melindungi dan merestorasi peninggalan budaya ini serta mempelajari arsitektur Kuluba," kata Barrera. 

Ia menambahkan, istana juga memiliki beberapa pemakaman sekunder. Artinya, orang-orang dimakamkan di sana setelah pemakaman asli mereka. Studi di masa depan akan menjelaskan usia, jenis kelamin dan kondisi medis orang-orang ini. 

Peradaban Maya membentang dari Meksiko Selatan melalui Guatemala, Belize dan Honduras. Budaya mereka sangat terkenal dengan piramida masif, logam, sistem irigasi dan pertanian, serta hieroglifnya yang kompleks. Namun, tidak ada yang tahu mengapa peradaban tersebut musnah antara 800-1.000 A.D. Ada kemungkinan kekeringan dan deforestasi yang menyebabkan punahnya Maya. 
Untuk saat ini, para peneliti berniat menanam lebih banyak pohon di sekitar istana untuk menebus pohon yang mereka tebang selama proses penggalian.

"Salah satu opsi yang ditawarkan situs ini adalah menggunakan vegetasi untuk konservasi," kata Natalia Tangarife, bagian dari tim konservasi. 

"Dengan reboisasi, pohon dapat memberikan istana perlindungan dari sinar matahari langsung, angin dan elemen lainnya," pungkasnya.

Friday, March 25, 2022

Studi: Buaya Laut Purba Memiliki Evolusi yang Sama dengan Paus


Sebuah penelitian mengungkapkan garis keturunan pada kerabat buaya zaman prasejarah--predator ganas yang juga perenang andal. Modifikasi evolusi pada dinosaurus laut ini ternyata juga terdapat pada paus. Namun, buaya melakukannya lebih dini, sekitar 100 juta tahun sebelum paus.

Penelitian tersebut merinci perubahan dalam sistem vestibular telinga bagian dalam-- yang bertanggung jawab atas keseimbangan buaya laut yang disebut thalattosuchians. Perenang andal ini muncul pada periode Jurassic sekitar 182 juta tahun lalu dan punah pada Periode Cretaceous sekitar 125 juta tahun lalu.

Seperti paus, thalattosuchian mengalami perubahan besar pada kerangkanya ketika mereka berevolusi dari rupa sang nenek moyang yang tinggal di darat. Meliputi perubahan anggota badan menjadi sirip, merampingkan tubuh dan mengembangkan ekor yang membantunya agar berenang lebih kuat.

Mereka juga mengubah sistem sensor, sebagaimana dibuktikan oleh perubahan telinga bagian dalam yang terungkap dalam pindai CAT tengkorak fosil thalattosuchian. Tiga saluran melingkar di telinga bagian dalam menjadi jauh lebih gemuk, tapi juga lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di kerabat terestrial mereka.
Paus, yang pertama kali muncul sekitar 50 juta tahun yang lalu, memiliki anatomi telinga bagian dalam serupa, yang berevolusi secara independen dari thalattosuchian.

"Perubahan dalam bentuk kanal lebih cocok untuk kehidupan di lautan. Hewan membutuhkan keseimbangan yang sangat sensitif untuk mengatasi gravitasi dan lanskap kompleks," papar Julia Schwab, mahasiswa doktoral geosains University of Edinburgh dan penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.

Kesamaan telinga bagian dalam paus dan thalattosuchian adalah contoh dari fenomena yang disebut evolusi konvergen di mana organisme yang berbeda secara independen berevolusi serupa--seperti sayap burung, kelelawar dan reptil terbang yang punah yang disebut pterosaurus--untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sama.


Thalattosuchian bisa mencapai panjang sekitar 33 kaki (10 meter). Beberapa Teleosaurus dan Machimosaurus yang memakan ikan di semi-akuatik, masih terlihat seperti buaya. Lainnya seperti Metriorhynchus dan Plesiosuchus sepenuhnya menyesuaikan untuk laut lepas, berburu ikan serta sepupu cumi-cumi dan bahkan reptil laut lainnya.

Mereka tinggal bersama reptil laut lainnya, beberapa bahkan lebih besar. Studi sebelumnya menunjukkan beberapa kelompok reptil laut lainnya memiliki adaptasi telinga bagian dalam yang serupa.

"Thalattosuchian adalah salah satu kelompok hewan paling aneh yang pernah hidup dan mengejutkan bagi saya karena mereka tidak mendapat cukup banyak perhatian," kata ahli paleontologi dan penulis penelitian University of Edinburgh Steve Brusatte.
"Yang benar-benar rapi adalah karena kita dapat mengatakan thalattosuchian mulai mengubah kerangka mereka terlebih dahulu--anggota badan menjadi sirip, ekor terkelupas, dan lain-lain---yang memungkinkan mereka untuk pindah ke air dan menjadi perenang yang lebih baik, dan hanya kemudian telinga mereka berubah, karena indra mereka sistem harus berevolusi untuk mengikuti," paparnya.

 

Thursday, March 24, 2022

Mengenal Ardi, Spesies yang Diduga sebagai Nenek Moyang Manusia


Spesies Ardipithecus ramidus atau "Ardi" diduga merupakan nenek moyang manusia. Fosil sisa-sisa tubuhnya ditemukan selama tahun 1992-1994 di daerah barat Sungai Awash di Aramis, Etiopia.

Penemuan ini berjumlah lebih dari 110 spesimen dan mewakili sekitar 35 anggota individu spesies ini. Sebagian besar sisa-sisanya fosilnya adalah gigi, tetapi beberapa tulang tengkorak dan tulang tungkai juga ditemukan, seperti dicatat situs Australian Museum.

Spesies Ardi ini berusia 4,4 juta tahun. Hampir satu juta tahun lebih tua spesies manusia purba yang telah ditemukan lebih dulu dan sebelumnya dianggap paling tua, yakni Australopithecus arafensis atau “Lucy” yang berusia 3,2 juta tahun.  

Temuan fosil Ardi yang jauh lebih tua ini menunjukkan bahwa sejarah kehidupan manusia ternyata muncul lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Makhluk ini hidup di dalam hutan sekitar satu juta tahun yang lalu sebelum "Lucy", manusia purba yang selama ini dikenal sebagai nenek moyang pertama manusia.
Yang menarik dari temuan ini adalah kerangka Ardi seolah membantah salah satu pandangan umum soal teori evolusi manusia. "Kerangka manusia ini membalikkan fakta umum tentang evolusi manusia," kata C. Owen Lovejoy, antropolog dari Kent State University, seperti diberitakan Kompas.com. Kalau sebelumnya evolusi manusia diduga berasal dari nenek moyang yang mirip simpanse, penemuan terbaru itu menunjukkan fakta berbeda.

Penemuan Ardi lebih menguatkan pendapat bahwa simpanse dan manusia berevolusi dari nenek moyang yang sama. Tapi sepanjang perjalanannya, masing-masing berubah dan berevolusi secara terpisah.
"Hubungan evolusi hingga manusia modern dan kera yang hidup sekarang ini kemungkinan berasal dari nenek moyang yang hidup 6 sampai 7 juta tahun yang lalu," kata Tim White, Direktur Pusat Penelitian Evolusi Manusia (Human Evolution Research Center/HERC) di University of California.

Ardi memiliki ciri-ciri umum yang tidak ada pada kera Afrika modern. Penelitian terhadap Ardi dimulai sejak tulang pertama ditemukan pada tahun 1994, yang mengindikasikan bahwa spesies ini hidup di dalam hutan dan dapat memanjat dengan tangan dan kakinya. Tetapi, dari bentuk tangan dan kaki tersebut, mereka diperkirakan tidak begitu sering berada di pohon. Mereka diperkirakan juga dapat berdiri tegak dengan kedua kakinya.
Fosil dengan berat 55 kg dan tinggi 1,2 meter tersebut diberi nama ilmiah Ardipithecus ramidus yang berarti akar dari tanah kera. Ia diperkirakan hidup 4,4 juta tahun yang lalu. Ardi memiliki ciri berbeda dengan Lucy yang juga ditemukan di Afrika. Ia tidak seperti Lucy yang mempunyai bentuk yang lebih dengan manusia seperti jenis Australopithecus.

"Pada Ardipithecus, terdapat bentuk unik yang belum berevolusi menyerupai jenis Australopithecus. Jika diperhatikan dari kepala hingga kaki, akan terlihat suatu bentuk mosaik yang bukan seperti simpanse ataupun manusia. Itulah Ardipithecus," kata White.

David Pilbeam, kurator paleantropologi di Harvard's Peabody Museum of Archaeology and Ethnology, menyebut penemuan ini menjadi penemuan terpenting sepanjang penelitian evolusi manusia. Sebab, ciri-ciri Ardi merepresentasikan genus yang kemungkinan besar menjadi nenek moyang Australopithecus, nenek moyang genus manusia modern Homo.
Ardipithecus ramidus atau "Ardi" diduga memiliki wajah berambut dan ciri-ciri lain sebagai nenek moyang Homo sapiens. Apa yang membuat nenek moyang manusia ini menonjol adalah bahwa ia mungkin memberi tahu kita kapan spesies kita mulai berjalan tegak. Sesuatu tentang tangannya yang sangat terawat mengungkapkan lebih banyak tentang bagaimana ia bergerak. Ardi bahkan mungkin menghubungkan manusia dengan nenek moyang yang sama yang kita bagi dengan simpanse. Sisa-sisa kerangka berumur 4,4 juta tahun ini adalah peninggalan dari masa ketika nenek moyang hominid kita belum sepenuhnya manusia, tapi juga belum sepenuhnya kera.
“Kerangka Ardi secara unik menggabungkan fungsi memanjat seperti kera dengan fungsi berjalan tegak seperti manusia, yang tidak dimiliki hewan hidup lainnya,” kata antropolog Thomas Cody Prang, yang baru-baru ini memimpin penelitian yang hasilnya diterbitkan di Science Advances, seperti dikutip dari SYFY WIRE.

“Bagian bawah tengkorak, tulang pinggul, dan kaki Ardi memiliki beberapa fungsi kunci yang mirip dengan manusia yang terkait dengan berjalan tegak. Pada saat yang sama, Ardi mempertahankan fitur primitif yang tidak ada pada kebanyakan hominid lain.”

Apa yang membuat Ardi menjadi sangat menarik adalah hasil studi terbaru atas kerangkanya, terutama bagian tangannya. Tangan dan kaki Ardi dapat menunjukkan bagaimana hominid bergerak tergantung pada bagaimana mereka berevolusi dalam membawa beban tubuh mereka.
Ada ciri-ciri khusus tulang tangan dan kaki yang dapat memberi tahu kita kegunaannya. Tangan spesies homo prasejarah seperti Neanderthal dan Homo naledi dibuat untuk membuat dan menggunakan perkakas yang terbuat dari batu dan mungkin kayu. Bukti bekas luka dari alat-alat ini pada tulang hewan yang diburu orang-orang ini mendukung hal itu.

Adapun Ardi sangat unik karena memiliki tangan proto-manusia yang bisa di bergelantungan di cabang pohon atau menopang tubuhnya dengan empat kaki. Selain itu, ia mungkin juga bisa membuat alat yang sangat primitif. Hal menarik selain bagian tanganya, ada tanda-tanda pada bagian tulang-tulangnya yang lain yang menunjukkan bahwa ia mungkin telah berdiri setidaknya untuk beberapa waktu.

Spesies bipedal atau yang berdiri dengan dua kaki memiliki kepala yang terletak di atas tulang belakang. Tengkorak Ardi ditemukan memiliki penyesuaian anatomis seperti itu. Selain itu, salah satu tulang pinggul Ardi juga memiliki penempelan dengan sebuah bagian yang mirip dengan bagian yang akan menarik paha manusia ke atas saat manusia melangkah. Tulang jari kaki hominid ini juga mirip jari kaki manusia yang dirancang untuk mendorong dari tanah saat kita berjalan tegak.

“Tangan Ardi, dan sisa kerangkanya yang lain, membantu memberikan konteks evolusi untuk nenek moyang manusia yang paling awal berdiri tegak,” simpul Prang.


 

Wednesday, March 23, 2022

Ransum Pembangun Piramida Mesir Kuno, Seperti Apa Menu Mereka?


Bangunan segitiga bernama piramida merupakan tengara khas Negara Mesir. Ia dibangun pada peradaban firaun, dan bukan dikerjakan oleh para budak. Malah, pembangunan piramida dikerjakan oleh orang-orang yang melayani firaun, dan mereka dikenakan upah.

Sama seperti tentara atau pendeta, dan pekerja tempat ibadah lainnya, mereka juga diberikan upah. Pada zaman dahulu, Mesir kuno belum mengenal uang. Para pekerja diberikan ransum, juga roti dan bir yang biasa mereka konsumsi sehari-hari.
Ransum yang diberikan terdiri dari paket untuk sepuluh hari pengerjaan piramida. Berkat dokumen yang ditemukan di benteng Nubia Uronarti, dapat diketahui bahwa tentara yang melindungi perbatasan selatan Mesir, turut mengerjakan pembangunan piramida selama berminggu-minggu (seminggu pada zaman Mesir kuno berarti sepuluh hari). 

Diet memiliki arti: aturan makanan khusus untuk sebuah tujuan tertentu. Para pekerja yang membangun piramida diberikan upah sesuai jatahnya masing-masing.

Jatah mereka pada masa mengerjakan piramida adalah 60 unit ransum matang, terdiri dari 2,25 kg beras dan 3,75 kg gandum yang dimasak. Jumlah ini akan memberi mereka 2.136 kalori sehari, yang jelas tidak mencukupi kebutuhan kalori harian mereka.

Oleh karena itu, mereka juga diberikan upah berupa makanan sereal, Ditambahkan juga jatah bir dan beberapa protein hewani. Tanpa tambahan tersebut, mereka tidak dapat melakukan pekerjaan patroli di padang pasir.

Keberadaan suplemen protein ini diverifikasi di kota pembangun Piramida di Giza. Saat ini telah ditemukan sekitar dua ratus ribu fragmen tulang milik ikan, burung, dan mamalia. Temuan terakhir mereka adalah beberapa tulang babi. Yang paling banyak ditemukan adalah tulang domba jantan yang berusia muda, kambing, juga sapi. 
Tentu saja, selain daging, mereka juga menerima upah gandum dan beras yang diubah menjadi roti dan bir. Hanya dengan cara ini mereka mencapai lebih dari tiga ribu kalori yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan berat mereka.


Upah tambahan diberikan kepada mereka yang melakukan pekerjaan berat lainnya, seperti menyelesaikan dekorasi makam Antefoker (Thebes, dinasti XII). Firaun juga membayar upah dengan cara lain, misalnya dengan membagikan persembahan kepada dewa. Hal tersebut dilakukan dua kali sehari, dan sering dilakukan.

Sebagai penggambaran volume tempat persembahan dewa, ruang kuburan Neferirkare (dinasti V) selalu diisi 660 burung sebulan (8.000 setahun), dan 30 lembu sebulan (360 setahun).

Mereka menghabiskan beberapa jam di altar dan memberi makanan kepada para dewa. Makanan tersebut dipindahkan dan dibagikan di antara semua pekerja kuil dan para imam.

Tentu saja pembagiannya mengikuti skala yang ketat, di mana seorang imam menerima lebih banyak bagian daripada pekerja lain, misalnya yang bekerja menguliti lembu. pendistribusian semacam ini adalah salah satu latihan dasar yang harus dipelajari seorang sekretaris kerajaan, karena berfungsinya administrasi Firaun bergantung kepadanya.



Tuesday, March 22, 2022

Untuk Pertama Kalinya, Astronom Melihat Bagian Belakang Lubang Hitam

Untuk pertama kalinya, para astronom bisa melihat bagian belakang dari sebuah lubang hitam. Pencapaian ini sekaligus membuktikan bahwa teori Albert Einstein mengenai lubang hitam ternyata benar.
Para peneliti membuktikan teori tersebut dengan mempelajari lubang hitam supermasif yang jaraknya 800 juta tahun cahaya dari Bumi. Para astronom telah berhasil melihat sesuatu di balik lubang hitam itu untuk pertama kalinya dan telah membuktikan bahwa Albert Einstein benar tentang bagaimana raksasa langit misterius ini berperilaku.

Sebuah tim peneliti internasional menggunakan teleskop sinar-X bertenaga tinggi untuk mempelajari lubang hitam supermasif yang berjarak 800 juta tahun cahaya di pusat sebuah galaksi yang jauh tersebut.
Para peneliti melihat ciri khas lubang hitam, tetapi mereka juga melihat cahaya –dalam bentuk sinar-X– yang dipancarkan oleh sisi jauh lubang hitam itu.

Lubang hitam lahir ketika sebuah bintang raksasa meledak dalam supernova dan kemudian runtuh dengan sendirinya. Ledakan ini membentuk material padat yang tidak dapat dipahami yang menelan segala sesuatu di sekitarnya secara umum, dan oleh karena itu seharusnya tidak mungkin untuk melihat cahaya dari bagian belakang lubang hitam.

Namun, teori dogmatis relativitas umum Albert Einstein pada 1915 meramalkan bahwa tarikan gravitasi lubang hitam kemungkinan sangat besar. Artinya, tarikan gravitasi lubang hitam bisa membelokkan struktur ruang, memutar medan magnet, dan membelokkan cahaya.

Jadi, karya Einstein ini menegaskan bahwa seharusnya mungkin untuk melihat gelombang cahaya yang dikeluarkan dari sisi jauh lubang hitam. Sebab, menurutnya medan magnet yang terdistorsi itu bisa bertindak sebagai cermin.



Para ahli menerima teori tersebut, tetapi tidak dapat mengamati fenomena itu secara langsung. Baru kali inilah, berkat teleskop modern dan pengembangan instrumen yang sangat sensitif mereka berhasil melihat fenomena tersebut.
Dan Wilkins, seorang astrofisikawan di Stanford University, adalah peneliti yang menemukan hal ini. Setelah memeriksa data, dia melihat apa yang dia harapkan, sinar-X dimuntahkan langsung ke Bumi dari inti lubang hitam, tetapi dia juga melihat gema tak terduga tak lama kemudian.

Ini, katanya, adalah sinar-X yang terlempar ke arah berlawanan dari Bumi, tetapi dipantulkan oleh medan magnet lubang hitam yang hancur.

Temuan Wilkins dan rekan-rekan penelitinya ini telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 28 Juli 2021. Temuan ini, sekali lagi, membuktikan bahwa pemikiran Albert Einstein ternyata benar, dan lebih jauh lagi semakin mendukung teori relativitas umum.

"Lima puluh tahun yang lalu, ketika astrofisikawan mulai berspekulasi tentang bagaimana medan magnet mungkin berperilaku dekat dengan lubang hitam, mereka tidak tahu bahwa suatu hari nati kita mungkin memiliki teknik untuk mengamati ini secara langsung dan melihat teori relativitas umum Einstein beraksi," kata Profesor Roger Blandford dari Stanford University, rekan Wilkins yang turut menulis laporan temuan ini, sebagaimana dilansir Stuff



Sunday, March 20, 2022

Geoglif Paus Pembunuh Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gurun Peru

Geoglif besar paus pembunuh atau orca telah ditemukan kembali dan dipugar oleh arkeolog. Geoglif adalah motif raksasa yang di bentuk di atas batuan besar. Motifnya bisa berupa apa pun, termasuk motif binatang.

Geoglif tersebut letaknya tersembunyi di lereng bukit gurun terpencil, di wilayah Palpa, Peru selatan. Para peneliti mengingat bahwa lebih dari lima dekade yang lalu, sebuah geoglif tertentu dinyatakan hilang.

Setelah para ilmuwan bertahun-tahun mempelajari, melakukan restorasi dan memeriksa, mereka telah sampai pada kesimpulan bahwa geoglif raksasa tersebut adalah seekor orca. Para peneliti dari Institut Arkeologi Jerman, Commission for the Archaeology of Non-European Cultures (KAAK) telah berkolaborasi dengan mitra lain melakukan sebuah proyek.

Proyek tersebut menunjukkan bahwa, dalam mitologi Peru kuno, sosok orca sepanjang 230 kaki (70 meter) dianggap sebagai makhluk semi-mitos yang dominan. Sosok orca tersebut berusia lebih dari dua milenium. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu geoglif tertua di Palpa.
"Mungkin itu adalah geoglif tertua di era Nazca," kata arkeolog dari KAAK, sekaligus kepala proyek Nasca Palpa, Markus Reindel kepada surat kabar Jerman, Welt.

Johny Isla, seorang arkeolog dan direktur Kementerian Kebudayaan Peru di provinsi Ica, mencakup lembah Palpa dan Nazca. Dia mengatakan kepada Live Science bahwa, selama melakukan penelitian geoglif di Institut Arkeologi Jerman di Bonn, pertama kali dia melihat gambar pola orca pada tahun 2013.

"Foto tersebut muncul dalam katalog arkeologi geoglif, yang dicetak pada 1970-an. Foto tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan di Palpa dan Nazca oleh arkeolog Jerman pada 1960-an," kata Isla kepada Live Science.

"Tetapi lokasi dan ukuran geoglif orca tidak dijelaskan dengan baik dalam katalog. Akibatnya, keberadaan geoglif di perbukitan gurun Palpa Valley tidak diketahui oleh orang-orang lokal atau para ilmuwan," tambahnya.
Segera setelah dia kembali ke Peru, Isla lansung mencoba melihat geoglif orca di Google Earth, kemudian berjalan kaki mencarinya.

"Tidak mudah menemukannya, karena data lokasi dan deskripsinya tidak benar, sampai-sampai saya hampir kehilangan harapan. Namun, saya memperluas area pencarian sampai akhirnya saya menemukannya beberapa bulan kemudian pada Januari 2015," kata Isla.

Selanjutnya, Isla mengorganisir tim yang terdiri dari enam ahli dari Kementerian Kebudayaan Peru. Pada saat itu geoglif orca tampak mulai hilang karena erosi dan termakan usia. Isla bersama dengan tim, membersihkannya dan melakukan pemugaran pada tahun 2017.




Geoglif orca cukup mirip dengan geoglif Nazca yang berasal dari 100 SM hingga 800 M. Analisis tanah yang dilakukan menunjukkan bahwa orca geoglif berasal dari sekitar 200 SM. Hal itu menjadikan geoglif orca sebagai salah satu geoglif tertua di wilayah tersebut.

Banyak geoglif dibuat oleh orang-orang Paracas, Peru. Mereka diperkirakan telah berkembang sebagai kelompok kohesif sekitar 1200 SM, atau bahkan lebih awal. Setelah 800 SM, mereka menduduki lembah Nazca dan Palpa, lalu berkembang di sana.


Menurut Isla, masyarakat mereka menganut teokrasi, sistem negara berdasarkan kepercayaan. “Orang-orang yang tinggal di tepi lembah, menggunakan lereng dan dataran tinggi gurun untuk membuat geoglif," terang Isla.

Mereka menjadi terkenal di seluruh dunia karena garis Nazca yang aneh tetapi mengesankan, yang ditemukan kembali hampir seabad yang lalu di gurun Peru selatan. Meskipun tujuan mereka masih menjadi misteri, setiap tahun selalu banyak pelancong yang penasaran dan mengunjungi Peru untuk melihatnya.

Friday, March 18, 2022

Kenapa Lubang Hitam Tidak Menelan Semua Objek di Alam Semesta?


Seperti yang telah banyak orang ketahui, lubang hitam adalah objek-objek di alam semesta yang bisa menyedot objek apa pun di dekat mereka. Pendek kata, lubang hitam sangat hebat dalam menelan materi-materi di luar angkasa sana. Begitu hebatnya, bahkan cahaya pun tidak bisa lepas dari mereka.
Mengingat bakat mereka dalam menelan dan memakan ini, mengapa lubang hitam tidak terus berkembang dan membesar hingga menelan semua objek di alam semesta bahkan menelan alam semesta itu sendiri? Pada tahun 2018, salah satu fisikawan top dunia memberikan penjelasan yang memukau atas pertanyaan ini.

Leonard Susskind, fisikawan dari Standford University, yang juga dikenal sebagai salah satu bapak teori dawai (string theory), mengajukan jawaban atas pertanyaan paradoks ini dalam makalah ilmiah berseri.
Ia menunjukkan bahwa lubang hitam berkembang dengan meningkatnya kompleksitas di dalamnya. Fitur dalam lubang ini tidaklah kita lihat saat melihatnya dari jauh. Dengan kata lain, lubang hitam berkembang masuk, bukan keluar.

Yang lebih aneh lagi, sebagaimana dilansir Science Alert, hipotesis ini mungkin memiliki paralel dalam perluasan alam semesta kita sendiri. Alam semesta kita ini tampaknya juga tumbuh dengan cara yang berlawanan dengan intuisi atau ekspektasi umum akal sehat.

"Saya pikir itu pertanyaan yang sangat, sangat menarik apakah pertumbuhan kosmologis ruang itu terhubung dengan pertumbuhan dari semacam kompleksitas," ujar Susskind seperti dikutip dari The Atlantic.

"Dan apakah jam kosmik, evolusi alam semesta itu, terhubung dengan evolusi kompleksitas tersebut. Di sana, saya tidak tahu jawabannya."

Susskind mungkin berspekulasi tentang evolusi alam semesta, tetapi pemikirannya tentang mengapa lubang hitam tumbuh ke dalam lebih banyak daripada yang ke luar layak untuk dibahas. Tentu saja, berdasarkan sifatnya, jenis penelitian ini bersifat teoretis, dan tidak mudah diverifikasi atau dibantah melalui proses peer review.

Tetapi ada beberapa ide yang cukup keren di sini yang layak untuk diuraikan.

Sederhananya, lubang hitam adalah massa padat yang mendistorsi ruang. Sampai-sampai cahaya (dibaca sebagai informasi) pun tidak memiliki kecepatan lepas yang dibutuhkan untuk keluar dari objek ini.

Landasan teoretis pertama yang kuat untuk objek semacam itu muncul secara alami dari matematika di balik teori relativitas umum buatan Albert Einstein pada tahun 1915. Sejak itu, objek-objek fisik yang sesuai dengan prediksi tersebut telah terlihat. Mereka sering berkeliaran di sekitar pusat-pusat sejumlah galaksi.

Sebuah analogi umum untuk bentuk objek-objek yang disebut sebagai lubang hitam itu adalah dengan membayangkan dimensi ruang ditambah waktu sebagai lembaran karet halus. Sama seperti ketika sebuah benda berat membuat lesung karet tersebut, massa pun mendistorsi geometri ruang-waktu.

Sifat-sifat lembaran karet alam semesta kita ini berarti ia dapat membentuk corong gravitasi dalam yang membentang 'ke bawah' tanpa meregang lebih jauh 'keluar'.
Sebagian besar objek mengembang 'ke luar' saat Anda menambahkan materi, bukan 'ke dalam'. Jadi bagaimana kita mulai membayangkan ini? Lembaran karet adalah analogi yang berguna, tetapi hanya sampai titik tertentu.

Untuk memahami lebih lanjut, kita perlu beralih pada teori fisika lain yang disebut mekanika kuantum. Teori yang membahas cara kerja alam semesta ini menjelaskan bagaimana partikel-partikel dan gaya-gayanya berinteraksi.

Namun, aturan dalam teori relativitas umum dan mekanika kuantum tidak selalu cocok. Hal-hal kecil yang ditafsirkan melalui lensa relativitas umum tidak masuk akal. Dan hal-hal besar seperti lubang hitam menghasilkan omong kosong ketika aturan mekanika kuantum diterapkan.

Ini berarti kita kehilangan sesuatu yang penting. Sesuatu yang memungkinkan kita untuk menyatukan secara baik konsep dari teori mekanika kuantum dan relativitas umum.

Teori yang paling baik untuk menghubungkan dua jenis teori tersebut adalah anti-de sitter/conformal field theory correspondence atau kita singkat saja sebagai teori AdS/CFT. Berdasarkan teori ini, kompleksitas kuantum lubang hitam tercermin dalam volumenya. Yang dimaksud kompleksitas lubang hitam ini adalah jumlah langkah yang diperlukan untuk mengembalikannya ke keadaan sebelum lubang hitam.

Dengan menggunakan pemodelan AdS/CFT, Susskind mengajukan penjelasan bahwa di lingkungan lubang hitam yang ekstrem, ada lebih banyak daya komputasi yang mungkin memang berarti ada lebih banyak volume internal. Ini mungkin agak terdengar seperti mengunduh sejumlah film ke komputer Anda sehingga volume dalam komputer Anda kini jadi 'lebih besar'.

Singkatnya, Susskind menyarankan konsep bahwa kompleksitas kuantum pada akhirnya bertanggung jawab atas volume lubang hitam tersebut. Volume lubang hitam ini membesar ke dalam, bukan ke luar, sehingga tidak terus membesar sampai menelan semua objek di alam semesta atau bahkan alam semesta itu sendiri.



 

Kastel Mitos Sörby yang Hilang Ditemukan di Danau Kering Swedia


Kastil mitos Sörby telah ditemukan kembali di sebuah danau kering di Swedia setelah hilang selama lebih dari tiga abad. Sebelumnya, kastil mitos kuno ini hanya menjadi rumor di kalangan sejarawan dan arkeolog.
Dulunya, kastil itu adalah kastil terbesar yang berada di sebuah pulau di lepas pantai tenggara Swedia di Laut Baltik. Arkeolog Jan-Henrik Fallgren menemukan kembali kastil tersebut setelah menemukan referensinya dalam disertasi tahun 1704 Masehi.

Menurut Sputnik News, Jan-Henrik Fallgren mulai berburu kastil itu dengan mengikuti petunjuk dari teks abad ke-18. Dia pertama kali berkelana ke danau kering di Skedemosse di mana sebuah tanjung menjorok keluar dari rawa yang dikenal sebagai Kvinnö. Di sanalah, ketika wilayah Öland telah menyatu dengan semenanjung tersebut, Jan-Henrik Fallgren menemukan kastil mitos yang hilang setelah dianggap hilang selama lebih dari 300 tahun.
Skedemosse adalah salah satu situs pengurbanan kuno paling penting di Swedia selatan. Sejak tahun 400 Sebelum Masehi hingga abad ke-12 Masehi, sebagaimana dikutip dari Ancient Origins, banyak komunitas manusia berkumpul di sini untuk membuat persembahan kurban kepada para dewa.

Hampir 1 ton atau sekitar 1.000 kilogram tulang manusia dan hewan telah ditemukan di situs ritual ini bersama dengan sejumlah senjata dan emas. Menurut Museum Skedemosse setempat, penemuan kuno paling terkenal dari wilayah tersebut dikenal sebagai "emas Skedemosse" yang mencakup tujuh kalung emas murni dengan berat 2,9 pon atau 1,3 kilogram.

Museum Skedemosse menawarkan tur berpemandu ke rawa pengorbanan terkenal yang aktif selama Zaman Besi di Ă–land. Tapi sekarang, semua ini mungkin digeser untuk memberi jalan bagi tur baru yang memandu pengunjung di sekitar kastil mitos yang baru ditemukan tersebut.
Bagian barat benteng kuno ditemukan tertutup di tiga sisi oleh tembok pertahanan batu yang pernah melindungi tembok benteng tersebut. Tak satu pun dari batu dinding kastil yang tersisa dan diperkirakan telah diambil dan digunakan kembali untuk membangun gereja Lutheran Bredsättra di dekatnya.


Di zaman kuno, ketika Skedemose masih berupa danau, kastil ini dikelilingi oleh air di tiga sisinya. Memahami bahwa kastil ini adalah yang terbesar di Ă–land, Fallgren sang arkeolog penjelajah berharap menemukan sisa-sisa bangunan kastil tersebut, tetapi sayangnya tidak ada yang tersisa.

Namun, sebuah artikel di SVT menjelaskan bahwa radar penembus tanah dipakai untuk memeriksa situs tersebut. Dan seperti yang diperkirakan, beberapa fondasi rumah dengan sumur air dalam dideteksi di wilayah tersebut.
Sputnik News mengatakan kastil kuno itu tidak hidup secara penuh waktu selama siang dan malam. Namun para petani yang bekerja di lanskap sekitarnya berkumpul di sana beberapa kali dalam setahun "untuk berpesta dan mengotorinya dan selama masa kerusuhan."

Selama pertemuan inilah orang-orang, hewan, senjata, dan emas dikurbankan kepada para dewa untuk memastikan agar warga bisa mendapatkan panen yang melimpah dan bebas dari wabah penyakit. Laporan berita lainnya mengatakan bahwa dulunya pacuan kuda diadakan di tanggul pantai di sebelah timur danau, dan kuda yang menang dikurbankan untuk para dewa.



Berbicara dengan SVT, arkeolog Jan-Henrik Fallgren mengatakan ketika kalangan arkeolog pertama kali mendengar klaimnya bahwa ia telah menemukan kastil yang hilang itu, dia disambut dengan "skeptisisme ekstrem." Saat itulah dia menghasilkan gambar radar dari rumah-rumah internal di situs kastil itu dan barulah dia mulai menerima "banyak ucapan selamat dari rekan-rekan di seluruh Swedia dan Skandinavia --dan bahkan dunia," tutur Fallgren.

Sekarang penemuan Fallgren telah diverifikasi. Dia mengatakan itu "istimewa dan menarik" untuk menyadari bahwa kastil kuno ini dibangun di pulau suci di danau suci. Dia menambahkan bahwa situs kastil ini secara khusus digunakan oleh komunitas petani untuk mengurbankan manusia dan hewan kepada para dewa selama hampir 2000 tahun.

Dengan adanya penemuan ini, maka kastil mitos Sörby bukanlah lagi sebuah mitos belaka. Kastil Sörby adalah sebuah kastil kuno yang khusus dibangun untuk pesta dan perayaan untuk dewa-dewa utama yang diyakini mengendalikan keberhasilan pertanian di bagian terpencil Eropa ini.





 

Thursday, March 17, 2022

Penemuan Terbaru: Gereja Bizentium di Israel 'Untuk Seorang Martir'


-Para arkeolog telah menemukan sebuah gereja berusia 1.500 tahun di Israel yang memiliki mosaik hewan dan telah dihapus, gereja tersebut didedikasikan untuk seorang martir tak dikenal. Gereja yang cukup besar ini memiliki prasasti Yunani yang mengatakan bahwa itu didedikasikan untuk "martir yang mulia" tetapi tidak mengatakan siapa martir tersebut.

Pada saat gereja dibangun, Kekaisaran Bizantium menguasai Israel, dan sebuah prasasti di gereja menyatakan bahwa gereja diperluas pada masa pemerintahan Kaisar Flavius ​​Tiberius, yang memerintah dari tahun 578 hingga 582. Israel dan daerah sekitarnya ditaklukkan oleh Kekalifahan Rasyidin antara tahun 634 dan 638. Namun, meskipun terjadi pertumbuhan Islam di daerah tersebut, gereja tetap berkembang, dan tidak ditinggalkan sampai abad ke-10, menurut para arkeolog.

Gereja itu ditemukan selama penggalian yang dilakukan pada tahun 2017, sebelum konstruksi berlangsung di daerah tersebut. Letaknya sekitar 15 mil (24 kilometer) barat daya Yerusalem di Perbukitan Yudea, ditulis oleh Benyamin Storchan, seorang arkeolog dari Israel Antiquities Authority yang memimpin penggalian di gereja tersebut dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada edisi Musim Gugur majalah Biblical Archaeology Review, Storchan menamai bangunan itu "Gereja Martir Agung".

"Pada fase paling awal (pada abad kelima) Gereja Martir Agung terdiri dari kapel sederhana di dalam sebuah gua," tulis Storchan dalam artikel tersebut, dia juga menjelaskan bahwa pada abad keenam gereja tersebut diperluas menjadi kapel yang cukup besar di atas tanah dengan hiasan mosaik. Orang-orang kemudian mengubah ruang di dalam gua menjadi makam yang mungkin menyimpan peninggalan martir yang tidak diketahui itu.

Ikonoklasme

Gereja mempunyai bekas luka dari ikonoklasme kuno yaitu sebuah pergerakan penghancuran artefak dan gambar tertentu yang disengaja. Para arkeolog menemukan bahwa beberapa mosaik awalnya didekorasi dengan gambar-gambar zoomorphic (seperti binatang), tetapi ini sengaja dihapus. “Mosaik tersebut telah dirusak oleh ikonoklas di zaman kuno, dan digantikan dengan bentuk-bentuk zoomorphic dengan tessera acak di ubin atau batu mosaik untuk mengaburkan desain aslinya," tulis Storchan dalam artikel tersebut.

"Saya percaya bahwa ikonoklasme di Gereja Martir Agung dilakukan selama abad ke-6," kata Storchan yang dilansir dari Live Science.

Dia juga mencatat bahwa tindakan itu kemungkinan dilakukan karena "reformasi internal Kristen," atau perubahan aturan. Namun, sementara ikonoklas menghancurkan gambar-gambar zoomorphic, mereka meninggalkan gambar-gambar binatang lainnya.

"Kita bisa melihat ini, karena lantai kapel yang menggambarkan banyak burung tidak rusak dan berasal dari akhir abad ke-6," lanjutnya.

Siapakah Martir Tersebut ?

Sementara para arkeolog tidak mengetahui identitas martir tersebut, satu kemungkinan yang pasti adalah bahwa itu didedikasikan untuk seorang pria bernama Zakharia, nama yang digunakan beberapa kali dalam Alkitab. Catatan kuno menunjukkan bahwa makam seorang martir Kristen dengan nama itu ditemukan di dekatnya pada abad kelima, dan teks-teks mengklaim bahwa sebuah kuil yang didedikasikan untuk Zakharia terletak di sekitar lokasi penggalian, yang berarti gereja ini mungkin adalah kuil itu. Namun, bahkan jika gereja didedikasikan untuk Zakharia, teks-teks yang masih ada tidak menjelaskan Zakharia yang mana.

“Zakharia adalah nama umum dalam Alkitab,” tulis Storchan dalam artikelnya, dia juga mencatat bahwa Zakharia juga bisa menjadi nama tokoh agama yang tidak dikenal yang tidak dijelaskan dalam Alkitab.

Pada akhirnya, para arkeolog bahkan tidak yakin bahwa gereja itu didedikasikan untuk seorang martir bernama Zakharia.

"Kami tetap berharap, bagaimanapun, bahwa dengan studi berkelanjutan dari ribuan artefak yang ditemukan selama penggalian, petunjuk baru dan penting akan mengungkapkan identitas sebenarnya dari Martir Agung yang misterius ini," tulis Storchan dalam artikel tersebut.

Wednesday, March 16, 2022

'Cronica Universalis' Ungkap Benua Amerika Sebelum Penemuan Columbus


Cronica universalis, teks yang ditulis dalam bahasa Latin oleh biarawan Milan, Galvaneus Flamma sekitar tahun 1340, mengungkap keberadaan benua Amerika. Untuk pertama kalinya para ilmuwan mempelajari teks tersebut dan menemukan bukti bahwa 150 tahun sebelum penemuan Columbus, biaran Milan sudah mengetahuinya.

Dijelaskan, bahwa tesk tersebut berisi referensi yang menakjubkan tentang sebuah negeri bernama Marckalada (terra que dicitur Marckalada), yang terletak di sebelah barat Greenland. Tanah ini dikenali sebagai Markland yang disebutkan oleh beberapa sumber Islandia dan diidentifikasi sebagai beberapa bagian dari pantai Atlantik, Amerika Utara.

Menurut peneliti, referensi Galvaneus Flamma, mungkin berasal dari sumber lisan yang terdengar di Genoa. Itu berarti, benua Amerika telah diketahui pelaut Genoa, Italia sekitar 150 tahun sebelum Christopher Columbus menemukan benua itu.

Nama tersebut penyebutan pertama dari benua Amerika di wilayah Mediterania, dan memberikan bukti sirkulasi, keluar dari wilayah Nordik dan 150 tahun sebelum Christopher Columbus menemukan benua tersebut. Laporan studi tersebut telah diterbitkan di Terrae Incognitae, Journal of the Society for the History of Discoveries.

Mengacu pada 'Markland', yang berarti Hutan, biarawan Dominikan menulis: "Di tanah ini, ada bangunan dengan lempengan batu yang begitu besar sehingga tidak ada yang bisa membangunnya, kecuali raksasa besar."

"Ada juga pohon-pohon hijau, hewan dan sejumlah besar burung. Namun, tidak ada pelaut yang pernah tahu pasti tentang tanah ini atau tentang fitur-fiturnya."

Teks tersebut memberikan bukti bahwa laporan tentang benua Amerika beredar di wilayah Mediterania sebelum penemuan Columbus, kata para peneliti.

Paolo Chiesa, yang memimpin penelitian mengatakan, kepada The Times, bahwa temuan tersebut menakjubkan tersebut adalah laporan pertama yang diketahui beredar di Mediterania di benua Amerika. Chiesa merupakan peneliti dari Department of Literary Studies, Philology and Linguistics at the University of Milan.

"Kami berada di hadapan referensi pertama ke benua Amerika, meskipun dalam bentuk embrio, di daerah Mediterania. Dan jika Columbus mengetahui apa yang diketahui para pelaut ini, itu mungkin membantu. meyakinkan dia melakukan perjalanannya," kata Chiesa.

Ia menjelaskan, Galvaneus Flamma adalah seorang biarawan Dominikan yang tinggal di Milan dan terhubung dengan sebuah keluarga yang menjabat sebagai penguasa kota. "Dia menulis beberapa karya sastra dalam bahasa Latin, terutama tentang mata pelajaran sejarah. Kesaksiannya berharga untuk informasi tentang fakta-fakta kontemporer Milan, yang tentangnya ia memiliki pengetahuan langsung," jelas Chiesa.

Diketahui, pertama kali ditemukan pada tahun 2013, Cronica universalis dianggap sebagai salah satu karya Galvaneus Flamma selanjutnya -perkiraan tanggal 1339-1345- dan dibiarkan belum selesai dan tidak sempurna. Dilelang di Christie's pada tahun 1996 seharga $ 14.950 (£ 10.980) atau sekitar Rp 200 juta, Cronica Universalis pertama kali menarik perhatian pada tahun 2013, oleh Sante Ambrogio Cengarle Parisi.

"Berita yang dilaporkan oleh Galvaneus tentang Marckalada/Markland, sama seperti tentang Greenland yang kurang cepat berlalu, tetap terisolasi, dan tidak ada jejak penerimaan awal baik dalam risalah geografis Latin atau di kartografi Mediterania," kata Profesor Chiesa.

Menurut Chiesa, fakta tersebut menunjukkan skenario informalitas, Genoa tertarik untuk mengeksploitasi desas-desus para pelaut tentang negeri-negeri barat laut yang ekstrem untuk keuntungan komersial. Meski desas-desus ini terlalu kabur untuk menemukan konsistensi dalam representasi kartografi atau ilmiah.

Narasi Galvaneus membawa bukti yang belum pernah terjadi sebelumnya pada spekulasi bahwa berita tentang benua Amerika, yang berasal dari sumber-sumber Nordik, beredar di Italia satu setengah abad sebelum Columbus. "Marckalada yang dijelaskan oleh Galvaneus 'kaya akan pepohonan,' tidak berbeda dengan Markland berhutan dari Saga of the Greenlanders -kisah hikayat Islandia, dan hewan hidup di sana," kata Chiesa.

Rincian tersebut, lanjutnya, menjadi standar sebagai ciri khas tanah yang baik, tetapi mereka tidak sepele. Karena ciri umum wilayah utara adalah suram dan tandus, seperti Greenland dalam catatan Galvaneus, atau seperti Islandia yang dijelaskan oleh Adam dari Bremen. "Kami tidak memiliki bukti bahwa pelaut Italia atau Catalan pernah mencapai Islandia atau Greenland pada waktu itu, tetapi mereka pasti dapat memperoleh barang dagangan Eropa utara asal itu untuk diangkut ke wilayah Mediterania," ia menambahkan.

Seluruh dunia sudah mengetahui bahwa Columbus berlayar pada 3 Agustus 1492 dari pelabuhan Spanyol Palos dengan harapan menemukan rute ke kekayaan dongeng Asia. Bersama dengan tiga kapal -Nina, Pinta dan Santa Maria- Columbus dan sekitar 100 orang memulai perjalanan yang membawa mereka ke belahan dunia yang berlawanan dan jauh dari tujuan awal mereka.

Pada tanggal 12 Oktober 1492 kapal-kapal mendarat di tempat yang sekarang disebut Bahama dan kemudian di bulan itu, Columbus melihat Kuba dan mengira itu adalah daratan Cina. Dan dua bulan kemudian, kapal-kapal itu mendarat, yang menurut Columbus mungkin adalah Jepang.

Pada pelayaran kedua pada tahun 1493, Columbus dengan sengaja berlayar kembali ke Dunia Baru dan mendarat di Puerto Rico dan ia menyelesaikan dua pelayaran lagi setelahnya. Penjelajahan ini terkenal karena menemukan 'Dunia Baru', tetapi baik dia maupun anak buahnya tidak benar-benar menginjakkan kaki di Amerika Utara.

Columbus meninggal pada 20 Mei 1506 dan dimakamkan di kota Valladolid, Spanyol, meskipun dia telah meminta untuk dimakamkan di Amerika.

Kepercayaan populer menunjukkan Columbus lahir di Genoa, Italia, sementara yang lain mengatakan dia adalah seorang pangeran kerajaan, putra seorang wanita bangsawan Portugis dan raja yang diasingkan. Ada juga spekulasi bahwa navigatornya adalah orang Skotlandia, Catalan, atau Yahudi.

Tuesday, March 15, 2022

Batu Mirip Ular Berusia 8.300 Tahun Ini Ungkap Ritual Zaman Batu

 Para arkeolog telah menemukan kedua batu berbentuk tidak biasa. Batu unik ini ternyata adalah karya pengrajin Zaman Batu yang membentuk batu menjadi ular bermata manik-manik.

Ini adalah rahasia mengapa orang-orang kuno yang tinggal di tempat yang sekarang disebut Ukraina, menghasilkan ular batu.

"Patung-patung ini mungkin memiliki fungsi rutin," kata Nadiia Kotova, pemimpin studi penelitian, arkeolog di Departemen Zaman Perunggu dan Eneolitik di Institute of Archaeology National Academy of Sciences (NAS) of Ukraine.

“Mereka kemungkinan besar digunakan di seluruh acara,” sambungnya. 

Kotova dan kelompoknya menemukan batu berliku-liku pada tahun 2016, selama penggalian di Kamyana Mohyla I. Ya, tempat tersebut merupakan sebuah situs bersejarah di dekat kota Terpinnya.

Kedua batu itu lebih tepatnya ditemukan di dekat tulang kuno dan batu api dari durasi yang sama, yakni pada era Mesolitikum, yang merupakan Zaman Batu tengah di antara Paleolitik awal dan Neolitikum.

Ada banyak batupasir di situs web, tetapi kedua batu itu memiliki bentuk yang tidak biasa, jadi kami memilih untuk melihat lebih detail,” ujar Kotova kepada Live Science.

Patung "tua" itu ditemukan di dekat perapian dan tumpukan kerang. Memanfaatkan bahan mentah dari perapian, para ilmuwan memiliki kemampuan untuk menentukan penanggalan radiokarbon ular pasir kuning antara 8300 SM dan 7500 SM.


Batu berberntuk kepala ular ini kecil, hanya berukuran 12,7 cm kali 7,6 cm dan beratnya hampir 1,36 kg, serta memiliki bentuk segitiga dengan bagian bawah datar.

“2 mata belah ketupat dipahat di area permukaan atas bersama dengan 2 kenop di atas batu," tulis para ilmuwan menyusun dalam studi penelitian. "Garis besar dan panjang melambangkan mulut," sambungnya.

Sayangnya, ular itu dilukai di hidung selama penggalian. Bukan hanya itu saja, ular batu yang lebih muda juga ditemukan di dekat perapian dan diperkirakan berasal dari tahun 7400 SM.

Ini menentukan sekitar 7,6 cm kali 5 cm dan beratnya hanya di bawah 450 gram menunjukkan bahwa itu cocok dengan tangan seseorang.

”Batu yang berukuran lebih kecil sebenarnya memiliki bentuk yang pipih, bulat, dan disebut ‘leher’,” kata Kotova. “Ada 2 jejak yang dalam, kemungkinan besar mata binatang itu. Ada juga semacam hidung.”

Kedua temuan tersebut merupakan satu-satunya batu gabus yang dipahami di Kamyana Mohyla I. Namun demikian, para peneliti memang menemukan patung batu seperti ikan di Kamyana Mohyla yang berdekatan, tumpukan batu besar yang hanya berjarak lemparan batu dari area kepala ular.

Para arkeolog tidak mengerti banyak tentang orang-orang yang membuat patung-patung ini, selain itu penduduk kuno ini bertahan di padang rumput wilayah barat laut Laut Azov.

“Mereka membuat alat dari batu, batu api, dan tulang dan berburu dengan busur dan anak panah batu api,” kata Kotova.

“Itu adalah masyarakat pemburu dan pengumpul. Sayangnya, kami belum mengerti banyak tentang adat budaya mereka.” tutupnya. 

Sunday, March 13, 2022

Pejuang Wanita Amazon Berusia 2.500 Tahun, Dikuburkan dengan Harta


Para ahli dari National Academy of Sciences menggali sisa-sisa beberapa tahun yang lalu. Setelah melakukan penggalian, mereka menemukan kerangka prajurit wanita berusia 2.500 tahun  di tempat yang dikenal sebagai nekropolis Bover I di Provinsi Lori, Armenia utara.

Studi ini menyoroti budaya prajurit dan mungkin mitos Yunani Kuno. Kerangka prajurit wanita ini adalah bagian dari suku Urartu yang didirikan di sana antara abad ke-9 dan ke-6 SM. Celakalah siapa pun yang menghalangi mereka; mereka mempertahankan wilayah mereka ke gagang dengan berbagai luka pada kerangka, mengungkapkan kegigihan mereka.

Tingginya sekitar 165 sentimeter, wanita pejuang Amazon yang diyakini berusia dua puluhan ini dimakamkan dengan bejana keramik dan perhiasan yang berasal dari periode Armenia Awal (abad ke-8-6 SM). Situs pemakaman kerajaan di Urartu – sebuah kerajaan Zaman Besi – bertempat di lingkungan budaya yang unik yang berfokus pada perburuan, militer, dan ekonomi perdagangan.

Tim Akademi Nasional, yang dipimpin oleh Dr. Anahit Khudaverdyan, menerbitkan laporan mereka di International Journal of Osteoarchaeology.

Sebuah laporan menyebutkan bahwa terdapat detail mengerikan seperti "mata panah logam yang terperangkap di tulang pahanya." Tidak jelas saat ini apakah dia terjebak atau apakah luka ini terjadi jauh sebelum kematiannya, dengan luka-luka di kemudian hari yang menyebabkan dia keluar dengan kejam.


Dikutip dari Daily Mail, tengkoraknya yang berlubang menunjukkan kematian yang kejam, sementara luka potong dan tusukannya menunjukkan dia berkelahi. Cederanya menunjukkan bahwa dia terkena pedang dan dihabisi saat dia berbaring di medan perang kuno dengan kapak.

Informasi pada tubuh wanita ini menunjukkan dia adalah seorang pejuang yang ganas yang menikmati pertempuran dan pertumpahan darah. Dia memiliki perlekatan otot yang kuat, dada yang sangat berkembang, dan deltoid, sehingga dia bisa menjadi pemanah. Otot glutealnya yang besar bisa juga berasal dari berburu atau menunggang kuda.

Meskipun diperkirakan pria dan wanita Urartu sering berburu bersama, hanya satu contoh wanita lain yang ditemukan di daerah ini. Kehadiran kerangka semacam itu menempatkan daging di tulang, bisa dikatakan teori tentang wanita Amazon yang ada dalam dongeng.

Dikutip The Mail, prajurit menyukai orang-orang Yunani yang terinspirasi ini di Armenia. “Sumber-sumber di Yunani Kuno menunjukkan adanya apa yang disebut Wanita Amazon di wilayah pegunungan Kaukasus (antara Laut Hitam dan Laut Kaspia).”

Amazon memiliki status legendaris, salah satunya pejuang wanita kuno yang tangguh dalam pertempuran. Warisan hidup dalam karakter abadi dalam film Wonder Woman, yang kisah-kisahnya menginspirasi latar belakang dan kemampuan Amazon. Kebenaran mungkin dihilangkan dari contoh ideal ini, tetapi yang jelas adalah bahwa pejuang wanita pasti ada di beberapa titik dalam sejarah.

Menurut National Geographic, musuh Uratus, Scythians, pasti cocok dengan tagihan menjadi Amazon. Kedua pihak akan bentrok dalam memperebutkan wilayah, dan dalam kedua kasus tersebut, perempuan memainkan peran penting di medan perang.

Ribuan kuburan orang Yunani yang disebut Scythians telah digali. Mereka ternyata adalah orang-orang yang perempuan dan laki-lakinya berperang, berburu, menunggang kuda, menggunakan busur dan anak panah, sama seperti perempuan.

Jadi, inventaris makamnya yang kaya termasuk perhiasan menunjukkan bahwa wanita itu berstatus tinggi." Sebuah studi baru adalah temuan terbaru yang menyajikan kasus paling meyakinkan bagi seorang wanita Amazon kehidupan nyata atau setidaknya inspirasi kuat untuk mitos klasik ini.