Monday, January 24, 2022

Menguak Misteri Mencengangkan di Balik Mumi, Mayat-mayat Kuno dari Mesir


Raja-raja Mesir di zaman kuno, atau orang-orang penting mereka di masa lalu, kerap diabadikan dalam bentuk mumi setelah mati. Melalui hal itu pula, kita di dunia modern pun mengetahui bahwa begitulah cara orang-orang Mesir kuno memperlakukan raja-raja mereka, yaitu mengabadikannya dalam bentuk mumi. 

Yang ajaib, meski mumi-mumi itu sudah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun, namun wujudnya kerap masih utuh. Kenyataan itu tentu menakjubkan, mengingat mayat secara alami akan hancur perlahan seiring waktu. 

Hal itu pun menarik banyak minat para ilmuwan dan peneliti untuk mempelajari serta mengungkap bagaimana proses mumifikasi (pembuatan mumi), sehingga bisa awet ratusan hingga ribuan tahun. Dalam hal itu, keberadaan mumi yang masih dalam kondisi bagus adalah warisan berharga.

Professor Sahar Saleem, Doktor Radiologi dari Cairo University, termasuk salah satu ilmuwan yang tertarik meneliti mumi. Profesor dari Mesir itu meneliti isi dalam mumi melalui teknologi X-Ray. 

Dalam acara seminar Scanning the Pharaoh yang diselenggarakan oleh Departemen Arkeologi Universitas Indonesia pada Rabu (18/10), Saleem menyatakan, “Mumi Mesir memiliki teknik mumifikasi paling canggih hingga saat ini.”

Professor Sahar Saleem meneliti beberapa mumi dari pemimpin besar Mesir kuno menggunakan teknologi X Ray, guna memperoleh kondisi jasad secara menyeluruh. Tutankhamun, Amenhotep III, Tiye, Ramsses II, Ramsses III, adalah sekian contoh raja Mesir kuno yang muminya diteliti oleh Saleem. 

Teknologi X Ray memungkinkan arkeolog untuk mendapatkan gambaran utuh mumi tanpa perlu merusaknya, dengan tetap memperoleh bukti fisik mendetail. 

Kerja ilmiahnya dituliskan dalam buku "Scanning the Pharaoh" yang memperoleh penghargaan buku sains populer terbaik dalam Prose Award di Washington DC, dan penghargaan akademisi terbaik tahun 2016 oleh American Library Association.

Penelitian Paleo-Radiologi ternyata mampu melahirkan temuan baru. Dari pengalamannya, setiap mumi memiliki setiap ornamen yang mewakili makna yang berbeda antara satu dengan lainnya. Berikut kontribusi penting studi Paleo Radiologi yang dikerjakan Saleem dan koleganya. 

Mumi mengosongkan semua organ tubuh kecuali jantung

Jasad yang dimumikan bukanlah jasad yang utuh. Hasil CT Scan menunjukkan bahwa rongga dada hanya menyisakan satu organ, yaitu jantung. Selain perut, tempurung kepala mumi raja Mesir kuno yang diteliti Saleem kosong sama sekali. 

Saleem mengungkap bahwa praktik ini jamak dilakukan, karena kepercayaan mereka. “Mereka mengeluarkan seluruh organ kecuali bagian jantung. Jantung adalah tempat di mana ruh bersemayam,” tutur Saleem. 

Sedangkan organ lainnya seperti paru-paru, usus, lambung, dan ginjal, dikeluarkan lewat pembedahan. Masing-masing organ kemudian diawetkan dalam satu tempat secara terpisah. Hal ini disebabkan organ lain dianggap tidak penting dalam proses kehidupan setelah mati. 

Mumi bahkan tidak memiliki otak di tempurung kepalanya. Saleem melihat fakta ini ketika meneliti mumi Thuya, istri panglima perang Mesir Kuno, Yuya. Mesin X Ray tidak dapat menangkap benda di bagian tengkorak mumi Thuya. 

“Mereka mengeluarkan otak melalui alat khusus,” ujar Saleem. Sehingga, jantung adalah satu-satunya organ yang penting dalam fase tersebut, karena menjadi pusat kecerdasan dan perasaan bagi manusia. 

Mumi ditanami jimat

Meski organ tubuh diambil dari jasad, mumi kemudian diisi benda-benda yang memiliki makna magis. Barang yang biasa ditemukan di dalam mumi adalah jimat atau perhiasan. 

Praktik menaruh jimat sangat jamak ditemukan di mumi bangsawan Mesir kuno. 
“Mereka percaya jimat memiliki kekuatan di balik setiap bentuknya,” beber Saleem. 

Seperti contoh, Saleem menunjukkan temuan sebuah kepingan di jantung salah satu mumi. Melalui pemindaian X Ray, benda tersebut merupakan jimat berbentuk hati. Lambang ini menunjukkan bahwa jimat tersebut khusus dibuat dan ditanam untuk melindungi jantung sang mumi. 

Jimat lainnya ada di tubuh Amenhotep, dan jimat berbentuk sandal emas di mumi Thuya. Namun yang paling banyak ditemui adalah Mata Horus sebagai simbol penyelamat. 

Saleem kemudian menceritakan temuannya di dalam tubuh Ramses III. Raja adikuasa di era New Kingdom ini dibunuh lewat skenario berencana. Ia ditusuk di bagian leher dan kaki. 

Di setiap bagian tubuh yang menerima kekerasan, pemindaian mesin X Ray menemukan jimat-jimat Mata Horus. “Terdapat enam jimat sejenis dalam tubuh Ramses III,” beber Saleem. 

Temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang saat itu berpikir perlu mengantarkan Ramses III yang tewas secara tidak wajar, menuju kehidupan setelah mati yang lebih baik. Menempatkan mata horus di bagian yang terluka adalah cara mengantarkannya. 

Mengawetkan bentuk wajah melalui benda

Meski telah berusia lebih dari 2000 tahun, bentuk wajah mumi terbilang awet. Mumi Mesir kuno cenderung terlihat utuh tanpa pembusukan di sana-sini seperti mumi-mumi di belahan dunia lainnya. 

Bentuk yang indah adalah syarat penting mumifikasi. Saleem memaparkan prinsip dasar mumifikasi Mesir kuno adalah mengawetkan jasad seawet mungkin, sehingga ruh yang masih ada dapat melihatnya. 

“Ini adalah cara untuk memastikan bahwa mereka dapat bangkit. Mereka harus membuatnya secantik mungkin. Semuanya dilakukan dengan alasan,” katanya. 

Oleh karena itu, proses mumifikasi dilakukan lewat rekayasa bentuk tubuh. Saleem mempresentasikan ada berbagai bentuk tubuh mumi yang pernah ia temui. Beberapa mumi memiliki pipi yang utuh, sedangkan beberapa lainnya tampak tirus menempel tulang. Sementara ada mumi yang tulang-tulangnya, mulai tengkorak, leher, dan pinggang, masih tampak tegak. 

Salah satu mumi yang diperlakukan hal serupa adalah Ramses. Hidung mumi Ramses begitu mancung dan masih terlihat padat. Dari hasil X Ray menunjukkan terdapat benda yang sengaja ditaruh di bagian hidung mumi Ramses. 

“Mereka menaruh tulang hewan kecil untuk menjaga hidungnya tetap seperti itu. Tulang tersebut ditanam di batang hidung,” ujar Saleem. 

Tentu masih banyak misteri yang dapat diungkap dari mumi. Tentu bukan menjadi hantu yang tiba-tiba bisa hidup yang bisa lari mengejar kita lalu mencekik. Satu mumi mewakili tumpukan sejarah dari salah satu peradaban paling kaya yang pernah ada di muka bumi.