Friday, October 7, 2022

Mengapa Ratu Hatshepsut Dihapus dari Sejarah Mesir Kuno? Ini Alasannya

Tidak banyak yang diketahui tentang Ratu Hatshepsut. Ratu yang pernah menjadi wanita paling berkuasa di Mesir ini adalah firaun kelima dari Dinasti ke-18. Meski ia lebih berkuasa dari Cleopatra, sejarawan menganggap masa hidupnya yang singkat tidak ditulis dengan baik. Apa sebabnya? Sebagian sejarawan curiga jika dari waktu ke waktu ada yang mencoba menghapus kisah-kisah sang firaun wanita dari sejarah. Mengapa seseorang bertindak begitu keji sehingga Ratu Hatshepsut dihapus dari sejarah Mesir kuno?

Wanita pertama dalam sejarah dunia kuno yang memiliki begitu banyak kekuatan

Lahir pada 1479 Sebelum Masehi, Hatshepsut dengan cepat memahami cara kerja dan pentingnya Mesir di dunia Kuno. Aturan seperti di negara timur tengah mana pun sangat ketat tetapi penting bagi kemakmuran kekaisaran. Selain menjadi firaun di usia yang sangat muda, ia dianggap sebagai firaun wanita paling kuat.

Ahli sejarah Meski kuno James Henry menyebutkan bahwa Hatshepsut dianggap sebagai wanita pertama dalam sejarah umat manusia yang memiliki banyak kekuatan.

Bagaimana Cleopatra yang terkenal dengan kecerdasan dan kecantikannya itu? Menurut Henry, kekuatan yang dimiliki Cleopatra tidak mencapai seperempat dari kekuatan yang dimiliki Ratu Hatshepsut selama masa pemerintahannya.

Kekuatan bak senjata makan tuan

Banyak sejarawan juga berpendapat bahwa kekuatannya itu justru menjadi senjata makan tuan bagi Hatshepsut. Setelah masa pemerintahannya, para pemimpin di Mesir mencoba menghilangkannya dari sejarah dengan menghapus segala informasi tentangnya.

Mengapa mereka melakukannya? Kemungkinan besar karena dengan berapa banyak yang dicapai dalam waktu yang begitu singkat. Pencapaiannya itu bisa jadi membuat para firaun pria malu dan merasa tersaingi.

Arkeolog menemukan sedikit catatan tentang Hatshepsut

“Namun ternyata catatan dari masa lalu tidak semuanya dihapus,” tutur Andrei Tapalagi di laman History of Yesterday. Dalam beberapa tahun terakhir, arkeolog menemukan beberapa peninggalan yang mewakili informasi dari masa lalu tentang Hatshepsut.

Institut Arkeologi Jerman menemukan sebuah batu besar dengan hieroglif yang menunjukkan berasal dari era yang sama dengan pemerintahan Ratu Hatshepsut. Batu itu ditemukan di Pulau Elephantine di sungai Nil.

Ini masuk akal karena sejarawan menyebutnya sebagai Ratu Sungai Nil. Julukan itu diperoleh berkat rute perdagangan makmur yang diciptakannya selama masa pemerintahannya.

Meskipun hanya hidup selama 21 tahun, Hatshepsut membuat perubahan besar yang positif bagi Mesir kuno dan rakyatnya. Penyebab kematiannya masih belum diketahui. Sejarawan memperkirakan bahwa dia dibunuh oleh seseorang. Semakin sukses dan kuat seorang pemimpin, biasanya musuhnya pun makin banyak.

Musuhnya sangat ingin membuatnya lenyap, bahkan setelah kematian sang ratu

Makamnya ditemukan pada tahun 1920-an, namun sarkofagusnya kosong. Ini adalah tanda-tanda yang sangat jelas dari orang-orang yang ingin menghapusnya dari sejarah.

Seseorang menginginkan Hatshepsut menghilang sehingga bahkan dalam patung yang ditemukan (bertanggal oleh para ahli sejak masa pemerintahannya), namanya dihapus dari patung. Seakan masih belum puas, mereka mengubah tubuh patung wanita menjadi seorang pria. Upaya itu dilakukan untuk menunjukkan pada generasi mendatang bahwa Hatshepsut tidak pernah ada. Dan selama waktu tersebut, seorang firaun pria memerintah Mesir.

Sejarawan berbicara tentang misoginis (orang yang membenci wanita) dalam budaya Mesir Kuno. Di zaman itu, sebagian besar wanita dikendalikan dan di bawah pria. “Bahkan jika memiliki banyak musuh, saya percaya bahwa Thutmose III (anak tirinya) adalah orang yang membunuhnya,” tambah Tapalagi.

Menurut Tapalagi, Thutmose III selalu iri dengan seberapa besar kekuatan yang dimiliki Hatshepsut. Selain itu, pada 1458 Sebelum Masehi, Thutmose III memulai kampanyenya untuk menghancurkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibu tirinya, Hatshepsut. Ini termasuk menghancurkan sebagian besar monumen yang mewakilinya.

Kini, sejarawan berusaha mengembalikan kisah-kisah Ratu Hatshepsut yang berusaha dikubur setelah kematiannya.