Di tepi tata surya terdapat perbatasan di mana dua kekuatan kosmik berbenturan. Di satu sisi adalah angin matahari, banjir konstan partikel bermuatan panas yang mengalir keluar dari matahari dengan kcepatan ratusan mil per detik. Serta di sisi lainnya adalah angin ruang angkasa, bertiup dengan radiasi miliaran bintang di dekatnya.
Meskipun kadang-kadang menyebabkan pemadaman listrik di Bumi, angin matahari sebenarnya melakukan perkerjaan yang cukup baik untuk mempertahankan planet kita dan tata surya dari radiasi antarbintang yang paling keras.
Saat angin bertiup dari matahari ke segala arah sekaligus, ia membentuk gelembung pelingung yang amat besar di sekitar tata surya dan menolak sekitar 70% radiasi yang masuk, menurut laporan Live Science.
Gelembung ini dikenal sebagai heliosfer dan ujungnya disebut heliopause, menandai perbatasan fisik di mana tata surya berakhir dan ruang antarbintang dimulai.
Tetapi, tidak seperti kebanyakan perbatasan di Bumi, para ilmuwan belum mengetahui seberapa besar atau seperti apa bentuknya.
Sebuah studi baru, di The Astrophysical Journal, menangani misteri ini dengan peta 3D pertama dari heliosfer yang pernah dibuat.
Dengan menggunakan data 10 tahun yang diambil oleh satelit NASA Interstellar Boundary Explorer, penulis penelitian itu melacak partikel angin matahari saat mereka melakukan perjalanan dari matahari ke tepi tata surya dan kembali lagi.
Dari waktu perjalanan ini, tim menghitung seberapa jauh angin telah bertiup ke arah tertentu sebelum ditolak oleh radiasi antarbintang, memungkinkan para peneliti untuk memetakan tepi tak terlihat dari tata surya mirip dengan cara kelelawar menggunakan ekolokasi.
"Sama seperti kelelawar mengirimkan pulsa sonar ke segala arah dan menggunakan sinyal kembali untuk membuat peta mental di sekitar mereka, kami menggunakan angin matahari, yang keluar ke segala arah, untuk membuat peta heliosfer," kata penulis penelitian itu, Dan Reisenfeld, seorang ilmuwan di Los Alamos National Laboratory di New Mexico pada sebuah pernyataan.
Seperti yang ditujukkan oleh peta tim, heliosfer tidak persis sama dengan bagian "bola". Penghalang di sekitar tata surya lebih merupakan gumpalan goyah yang jauh lebih tipis di satu sisi daripada di sisi lain.
Itu karena, sama seperti planet kita mengorbit matahari dalam arah yang ditentukan, matahari mengorbit pusat Bima Sakti, mendorong cepat melawan angin antarbintang yang melintasi jalur matahari.
Dalam arah angin ini, jarak dari matahari ke tepi heliosfer jauh lebih pendek daripada di arah yang berlawanan, sekitar 120 unit astronomi (AU) atau 120 kali jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari, menghadap angin versus setidaknya 350 AU dalam arah yang berlawanan.
Mengapa "setidaknya"? karena 350 AU adalah batas jarak metode pemetaan angin tim, heliosfer berpotensi meluas lebih jauh di belakang tata surya daripada yang terlihat di peta tim, yang berarti, gelembung pelindung bisa lebih menggelembung daripada yang terlihat di sini. Seperti kelelawar di gua, kita harus terbang lebih dalam ke kegelapan untuk mengetahuinya.