Thursday, August 11, 2022

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Hilangnya Hidung Sphinx Agung Giza?

Sphinx Agung Giza adalah salah satu peninggalan Mesir kuno yang paling dikenal. Salah satu monumen terbesar di dunia dengan tinggi 20 meter dan panjang 73 meter. Diperkirakan dibangun sekitar 4.500 tahun yang lalu, sejarah dan asal-usulnya masih menjadi perdebatan para ahli. Saat ini, yang paling menonjol dari Sphinx Agung Giza adalah ketiadaan hidung, seakan dirusak dengan sengaja. Siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya hidung Sphinx Agung Giza ini?

Tidak jelas kapan hidung monumen tersohor ini menghilang, siapa yang menghancurkannya dan apa alasannya. Meski belum terbukti, banyak yang melemparkan kesalahan pada pasukan Napoleon Bonaparte. Lainnya berpendapat bahwa Muhammad Sa'im al-Dahr ada hubungannya dengan perusakan hidung Sphinx Agung Giza ini.

Dibangun pada masa pemerintahan Firaun Khafre

Sejarawan umumnya setuju bahwa Sphinx Agung Giza dibangun untuk Firaun Khafre sekitar tahun 2603-2578 Sebelum Masehi. Teks hieroglif memberi informasi bahwa ayah Khafre, Firaun Khufu, membangun Piramida Besar. Khafre melanjutkan untuk membangun piramidanya sendiri yang sedikit lebih kecil. “Ini termasuk kompleks rumit yang mencakup Sphinx Agung di dalamnya,” Davidson juga menambahkan.

Residu pigmen merah, kuning dan biru menunjukkan bahwa Sphinx Agung itu pernah dicat cerah. Awalnya dipotong dari batuan dasar, hari ini bentuk asli Sphinx telah dipugar dengan lapisan batu kapur.

Makhluk mitologi yang penting

Sphinx adalah makhluk mitologi penting dalam mitologi Asia, Yunani dan Mesir. “Biasanya digambarkan memiliki tubuh singa dan kepala manusia,” tutur Lucy Davidson di laman History Hit.

Di Mesir kuno, sphinx dianggap sebagai pelindung spiritual dan paling sering digambarkan sebagai laki-laki. Sphinx mengenakan hiasan kepala firaun, seperti halnya Sphinx Agung Giza yang terkenal itu.

Makhluk mitologi sering ditempatkan di dalam kompleks kuil dan makam. Sphinx Alley di Mesir Hulu, jalan sepanjang 3,2 kilometer ini dilengkapi dengan patung sphinx. Jalan ini menghubungkan kuil Luxor dan Karnak.

Hidungnya sengaja dihilangkan

Setelah diperiksa, wajah Sphinx menunjukkan bahwa batang atau pahat dipalu ke daerah hidung. Hidung itu pun kemudian dicungkil. Hingga kini, hidung selebar 1 meter itu masih belum ditemukan.



Ada sejumlah mitos yang berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada hidung Sphinx Agung. Mitos yang paling populer adalah hidung Sphinx patah oleh peluru meriam yang ditembakkan oleh pasukan Napoleon Bonaparte. Pasukan itu berada di Giza selama salah satu pertempuran militer Prancis di Mesir pada tahun 1798.

Namun Kapten Angkatan Laut Denmark dan penjelajah Frederic Louis Norden menggambarkan Sphinx tanpa hidung. Gambar tersebut diketahui dibuat pada pertengahan abad ke-18. Karena ini mendahului tentara Napoleon, maka pendapat soal Napoleon yang bertanggung jawab pun disanggah.

Sejarawan Arab abad ke-15 al-Maqrīz pun memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, Muhammad Sa'im al-Dahr, seorang Muslim Sufi dari khanqah Sa'id al-Su'ada, yang merusak hidung Sphinx Agung.

Pada tahun 1378, Sa'im al-Dahr menemukan petani lokal memberikan persembahan kepada Sphinx agar menghasilkan panen yang baik. Tidak setuju akan tindakan petani itu, ia pun merusak patung sebagai tindakan ikonoklasme.

Sejarawan yang sama juga mengatakan bahwa masyarakat setempat percaya bahwa tindakan itu membuat dewa murka. Peningkatan pasir yang menutupi dataran tinggi Giza menjadi balas dendam surgawi atas tindakan perusakan.

Diyakini oleh masyarakat, Perang Salib Aleksandria tahun 1365 adalah hukuman untuk hidung yang dirusak dengan sengaja.

Terlepas dari dugaan seputar hidung Sphinx Agung, satu fakta pasti. Arkeolog Mark Lehner melakukan studi arkeologi pada Sphinx Agung. Ia menyimpulkan bahwa hidungnya sengaja dipatahkan dengan instrumen antara abad ke-3 dan ke-10 Masehi.

Hidung bukan satu-satunya bagian Sphinx Agung yang hilang

Diperkirakan bahwa janggut firaun seremonial melekat pada Sphinx Agung beberapa saat setelah dibangun. Diperkirakan janggut ini ditambahkan kemudian karena tidak merusak infrastruktur inti Sphinx Agung ketika jatuh.

Ada juga sejumlah lubang di Sphinx Agung, termasuk di bagian atas kepalanya. Sebagian besar prasasti Kerajaan Baru menggambarkan Sphinx Agung mengenakan mahkota. Maka para ahli berpendapat bahwa lubang itu dibuat untuk menahan mahkota Sphinx Agung.

Hingga kini, keberadaan hidung Sphinx Agung Giza masih menjadi misteri. Sama seperti misteri seputar pelaku perusakannya.